Seperti yang telah diberitakan kemarin, tingginya curah
hujan yang terjadi beberapa hari belakangan ini memberi dampak kurang baik bagi
pembudidayaan karamba jaring apung di Danau Maninjau khususnya Nagari Tanjung
Sani. Hal ini disebabkan karena curah hujan yang tinggi membuat perubahan suhu
air danau memicu berkembangnya Koi Herver Virus yang menyerang
insang dan mata ikan serta memicu reaksi kimia yang menghasilkan gas CO. sehingga kadar Oksigen air menjadi menurun. reaksi kimia ini pun mengakibatkan perubahan warna air danau menjadi kehitaman.
Pada pantauan pagi ini ratusan kilo ikan petani mulai alami
kematian, Seperti di Tanjung Alai, Sigiran, Pangka Tanjung, Sarojo dan Muko Jalan” kemarin sore ikan-ikan masih baik-baik saja dan belum terlihat
tanda-tanda terserang virus” ungkap salah seorang petani karamba jaring apung di
Jorong Sigiran. Disamping ikan petani beberapa jenis ikan danau pun mulai alami
kematian seperti rinuak dan ikan Barau.
“Kejadian ini sebenarnya sudah diprediksi sejak awal,
beberapa peringatan sudah disampaikan kepada para petani yang ada baik dari
Pemerintahan Nagari, Pemerintah Kabupaten dan juga dari LIPI sendiri yang
selalu memantau kondisi air danau maninjau ini. Peringatan untuk tidak menebar
benih pun sudah disampaikan sejak awal Agustus kemarin namun karena alasan
ekonomi para petani tetap menebar benih”, ungkap Wali Nagari Tanjung Sani
Yefri. “Jika dalam beberapa hari kedepan curah hujan masih tinggi, kemungkinan
yang lebih buruk mungkin akan terjadi”, tambah Wali Nagari Tanjung Sani menutup
pembicaraan. (Fg)