Sebanyak 52 Murid MDA Koto Panjang Nagari Tanjung Sani antusias mengikuti pelajaran demi pelajaran yang diberikan oleh guru mereka, dengan sarana penunjang seadanya seperti meja dan bangku dan kondisi gedung yang kurang memadai tidak menghambat mereka dalam melakukan proses pembelajaran.
MDA yang berdiri di tahun 1985 ini merupakan sarana pendidikan keagamaan yang hampir semua pembiayaannya didanai oleh masyarakat Jorong Koto Panjang sendiri.
Dengan tenaga pendidik sebanyak 2 orang MDA ini berusaha keras menciptakan generasi yang berlandaskan Islam dengan fokus utama adalah seluruh anak-anak bisa tulis dan baca Al-Qur'an sebelum mereka dewasa.
Muhaimi dan Tuti Maria, 2 guru MDA Koto Panjang ini saat ditemui mengungkapkan, bahwa pernah aktivitas MDA berhenti selama 2 tahun di tahun 2008 dan 2009 hal ini terjadi karena ketidak-berdayaan masyarakat dalam mendanai biaya operasional. Namun hal ini justru berdampak cukup parah, dimana anak-anak tidak lagi bisa membaca dan menulis Al-Qur'an. Melihat kondisi yang memprihatin kan ini, 2 tenaga pengajar ini menyodorkan diri untuk menjadi tenaga pengajar meskipun dengan honor seadanya.
Berbagai kendala mereka hadapi disaat proses belajar mengajar, mulai dari kurang layaknya kondisi lokal, meja dan bangku belajar, apalagi tidak tersedianya penerangan listrik ditiap lokal sehingga kondisi lokal sedikit gelap apalagi disaat musim penghujan.
"Kami hanya bisa pasrah dengan semua ini, apalagi dengan kondisi ekonomi masyarakat sekarang ini, terlalu berat bagi kami untuk meminta sumbangan terlalu besar kepada para orang tua. Semoga saja semua ini mempunyai nilai dihadapan Allah SWT" ujar Muhaimi menutup pembicaraan.