Handri Rahmadana, putra Wali Jorong Muko
Jalan Nagari Tanjung Sani ini tergolek gelisah di RSU ‘Aisyiyah Padang,
cuaca panas pun membuat ketidak-nyamanannya. Santri salah-satu pondok
pesantren ini di vonis dokter menderita Leukimia atau Kanker Darah.
Penyakit yang jarang ditemui ini
khususnya di Nagari Tanjung Sani, berawal Handri merasakan bengkak dan
sakit pada leher nya, setelah beberapa mengkonsumsi obat dia justru
merasakan sakit pada bagian perut, dan awalnya didiagnosa dokter sebagai
gejala maag. Setelah beberapa hari tak kunjung reda, akhirnya Handri
dibawa ke RSU Ahmad Muchtar Bukittinggi.
Setelah menjalani beberapa kali
pemeriksaan tim dokter menvonis Handri menderita Leukimia dan harus
segera mendapatkan transfusi darah. Sebanyak 7 kantong darah
ditransfusikan ke dalam tubuh Handri selama di RSU Ahmad Muchtar ini.
Karena berbagai pertimbangan, oleh tim
dokter RSU Ahmad Muchtar Bukittinggi pasien di rujuk ke padang, bisa ke
RS M Djamil atau RSU ‘Aisyiyah. Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa
dokter ahli Leukimia ini bertugas di dua rumah sakit ini. Petimbangan
biaya yang besar, maka oleh orang tua nya akhir nya Handri dirawat di
RSU ‘Aisyiyah Padang.
Setelah lebih dari seminggu pasien
dirawat di rumah sakit ini, sudah empat dari lima kantong darah yang
direncanakan ditransfusikan kedalam tubuhnya. Seyogyanya setelah kantong
kelima ini pasien akan menjalani Kemoterapy , namun karena Handri mendadak deman yang cukup tinggi sehingga sampai hari ini kemoterapy belum bisa di jalani nya.
“Kondisi badannya memanas, demam tinggi
menyerang Handri sejak kemaren sehingga transfusi darah nya belum tuntas
dari lima kantong yang direncanakan” Tutur Yuheri St Amirudin ayah
kandung pasien ini yang juga menjabat Wali Jorong Muko Jalan ini.
“Seharusnya setelah menerima transfusi darah sebanyak lima kantong ini,
Handri harus di kemoterapy, namun karena demam tinggi terpaksa ditunda
dulu” tambah nya dengan wajah sedih melihat kondisi Handri yang berumur
15 tahun ini.
Dari pantauan kemaren, kondisi pasien
cukup memprihatinkan, hampir seluruh tubuhnya “Sambok” membengkak,
khususnya wajah, perut dan juga kaki.
Kedua orang tua nya pun saat ini cukup
pusing dengan biaya pengobatan yang lumayan besar untuk ukuran
ekonominya apalagi pasien tidak mendapatkan Jamkesmas ataupun Jamkesda.
“semoga saja ada pihak lain yang bisa membantu meringankan biaya
pengobatan putra kami ini” ungkap ayah tiga putra ini sendu.